Saturday 20 April 2013

MISTERI HANDUK BERWARNA HIJAU

Posted by Unknown On 03:17

MISTERI HANDUK BERWARNA HIJAU

 Di sebuah rumah tua yang sangat kecil, tinggallah seorang kakek-kakek yang hidup sebatang kara. Sewaktu itu ada seorang anak perempuan yang diberi tugas untuk mewawancarai kakek masing-masing oleh gurunya. Anak itu bernama Gita, karena kakeknya telah meninggal dunia, Gita akhirnya mewawancarai kakek tua itu. “Selamat pagi kek, boleh saya mewawancarai kakek?” Tanya Gita kepada kakek. “Boleh nak, apa yang mau kamu tanyakan?” Balas kakek. Setelah diperbolehkan oleh kakek, Gita memulai wawancaranya. “Siapa nama kakek?” Tanya Gita. “Nama kakek Sumarto.” Jawab kakek.

Setelah bercakap-cakap, tiba-tiba kakek itu diam. Gita pun bertanya “Ada apa kek? Kenapa kakek diam?”Kakek pun menjawab “Tidak apa-apa nak, kakek hanya teringat dengan cucu kakek. Nak,maukah kamu menjadi cucu angkat kakek?” Gita menjawab “Mau kek.”

Setelah dirasa cukup, Gita berpamitan dengan kakek Sumarto. Saat Gita ingin berpamitan, kakek itu memberi handuk berwarna hijau pada Gita dan berkata “Terimalah handuk ini sebagai tanda bahwa kamu cucu kakek, jagalah handuk ini nak… dan sering-seringlah kemari. Jika kau menjaganya, maka kamu akan mendapatkan keajaiban yang menakjubkan disaat kamu membutuhkannya.” Gita pun menerima dan mengucapkan terima kasih dan berjanji akan menjaga handuk itu. Gita akhirnya pulang.


Sesampainya di rumah Gita meletakkan handuk itu di almarinya. Karena waktu menjelang petang, Gita pun segera mandi. Kemudian belajar serta merangkai hasil wawancaranya tadi dengan kakek Sumarto. Gita pun mulai mengantuk, Gita merasa ingin tidur. Tetapi tugasnya belum selesai. Ia berniat menyelesaikan tugasnya besok pagi, kemudian ia tidur.

Ketika tidur Gita bermimpi, tugasnya itu sudah selesai. Kemudian pagi-pagi sekali Gita bangun dan melihat tugasnya sudah selesai. Ia berfikir dia terbawa mimpi, akhirnya dia mencuci muka. Setelah kembali ternyata ini kenyataan, tugasnya benar-benar sudah selesai. Gita terkejut dan mulai berfikir tentang perkataan kakek Sumarto kemarin. Karena kejadian itu, Gita selalu membawa handuk hijau itu kemana pun dia pergi, karena takut kehilangan handuk itu, termasuk ke sekolah.

Di sekolah, Gita bersikap seperti biasa yaitu menyapa temannya. Ia terkenal sebagai anak yang pandai, tekun dan suka menolong.  Setelah menyapa teman-temannya, Gita masuk kelas. Ia pun segera mengumpulkan hasil wawancaranya kepada gurunya. Kemudian Bu Guru memberikan beberapa soal dan menyuruh murid-muridnya untuk mengerjakannya. Gita pun segera mengerjakannya dan mengumpulkan hasilnya pada Bu Guru. Ternyata hasilnya benar semua.Karena benar semua Gita diperbolehkan Bu Guru untuk istirahat lebih dulu.

Ketika istirahat Gita melihat ada adik kelasnya yang terjatuh, ia segera menolongnya. Gita menutup luka anak itu dengan handuk hijau pemberian Kakek Sumarto. Tiba-tiba luka anak itu langsung hilang. Gita terkejut dan kembali berfikir tentang perkataan kakek itu.

Bel masuk pun berbunyi, Gita segera masuk ke kelas. Di kelas Bu Guru mengumumkan hasil wawancara terbaik, Gita pun berharap hasil wawancaranya yang terbaik. Bu Guru pun berkata “Hasil wawancara terbaik adalah milik……….GITA” Teman-teman bertepuk tangan, sedangkan Gita maju untuk mengambil hasil wawancaranya dan bersalaman dengan Bu Guru. Hari itu Gita merasa sangat senang, kemudian bel pulang berbunyi, anak-anak pun segera bersiap-siap pulang.

Sesampainya di rumah Gita melihat kembali handuk itu. Dan kembali berfikir tentang perkataan kakek Sumarto Akhirnya ia memutuskan untuk ke rumah kakek Sumarto nanti sore. Gita pun lalu tidur siang.

Gita pun bangun dan bergegas mandi. Setelah berdandan ia pergi ke rumah kakek Sumarto, tak lupa ia membawa handuk hijau itu. Gita menceritakan semua kejadian aneh itu. Kakek itu hanya tersenyum Gita semakin bingung sambil terheran-heran. Akhirnya kekek itu berkata “ Itulah keajaiban dari handuk hijau ini, jika kamu menggunakannya dengan baik. Ingatlah!!! Jangan sekali-kali kamu menggunakan handuk ini untuk kejahatan, ,meskipun kamu merasa sangat marah terhadap seseorang. Karena jika kamu menggunakannya untuk kejahatan handuk ini akan memberikan suatu kejahatan/kesialan untukmu.”

Gita hanya diam dan menuduk di depan kakek itu. “Iya kek.. aku akan menggunakan handuk ini untuk kebaikan.” Ujar Gita. Sejak itu, Gita selalu membawa handuknya kemana pun ia pergi dan selalu menggunakannya untuk kebaikan.
   
Karya : Vania Frimasgita G.

MISTERI HANTU BERSEPATU BOOT

Posted by Unknown On 03:04


MISTERI HANTU BERSEPATU BOOT            

          Saat azan Magrib, Reno dan Krisna ingin salat Magrib di Masjid. Tetapi masjid yang dekat rumah mereka hanya satu, yaitu Masjid dekat kuburan. Reno dan Krisna segera berlari  menuju masjid  karena takut  tertinggal sholat magrib. “Ayo Na… cepat keburu ketinggalan sholat, lho..” Kata Reno sambil  berlari. “Ya, ya… ini aku  juga  udah cepat  kok…”  Balas Krisna. “ Jadi orang kok nggak sabaran banget  sih.” Ujar Krisna dalam hati.
        Sesampainya di masjid Reno dan Krisna segera mengambil air wudhu dan menempati shaf. Seusai sholat magrib, seperti biasa Reno dan Krisna mengaji. Reno dan Krisna mulanya mengaji bersama, tetapi ternyata Krisna lebih rajin dari pada Reno. Krisna sudah mencapai Al-Qur’an, sedangkan Reno masih mencapai Juz ‘Amma.
        Karena Reno masih mencapai Juz ‘Amma, ia mendapat giliran mengaji lebih dulu dari pada Krisna. Saat menunggu giliran mengaji, tiba-tiba Krisna ingin ke kamar mandi. Krisna lalu meminta izin kepada Ustadz Zaenal. Ketika Krisna sedang bercermin, Krisna melihat ada hantu di cermin. Tetapi Krisna tidak percaya kalau ada hantu, karena hantu itu memakai sepatu boot. Krisna kembali mengingat sedikit ceramah Ustadz Zaenal “Sebenarya hantu itu tidak ada, yang ada hanya bayangan rasa  takut kita saja.” Ingat Krisna saat Ustadz Zaenal berceramah.
Krisna lalu berlari dan tidak memikirkan hantu itu lagi. Krisna segera kembali ke masjid, karena takut sudah dipanggil untuk maju giliran mengaji. Seusai mengaji biasanyaReno mengajak Krisna pulang bersama, tetapi sekarang Reno tidak mengajak Krisna pulang bersama. “Mana ya… Reno, tidak biasanya dia meninggal aku setelah mengaji.” Ujar Krisna dalam hati. Krisna akhirnya pulang sendiri dengan melawan rasa takutnya. Tiba-tiba di tengah-tengah kuburan, hantu yang dilihat Krisna di toilet muncul lagi. Hantu itu juga memakai sepatu boot. “Siapa kamu sebenarnya ?” Tanya Krisna pada hantu bersepatu boot itu. Hantu itu hanya diam, “Kalau kamu tidak mengatakan namamu baik, aku akan membuka kain putih yang kamu pakai ini sendiri.” Ancam  Krisna. “Jangan-jangan, baiklah aku temanmu Reno.” Balas Reno dengan takut. “Apa?” Kata Krisna dengan kaget. “O…kamu Reno…”Ucap Krisna. “Maafkan aku ya…Na… aku Cuma iseng aja “ Kata Reno. Krisna lalu memeluk Reno. “Tenang saja Ren… aku tidak akan memarahimu, kok!” Ujar Krisna. Mereka akhirnya pulang bersama.
        Pada keesokan harinya Reno dan Krisna kembali mengaji bersama-sama. Karena peristiwa kemarin, Reno dan Krisna lebih mengerti apa itu arti dari sebuah persahabatan. “Ternyata kalau kita mau memahami sikap orang lain, kita dapat menemukan makna sesuatu yang telah kita jalani.” Kata Reno saat sedang merenung berdua dengan Krisna. “Mengapa kita tidak sadar dengan itu semua dari dulu ya… Ren?” Ucap Krisna.
        Ayo teman-teman, kita mulai sejak dini hidup saling pengertian satu sama lain. Lebih baik kita sekarang sulit, dari pada kita suatu saat sulit. Persahabatan itu asyik lho teman...

Karya : Vania Frimasgita G.