MISTERI HANDUK BERWARNA HIJAU
Di sebuah rumah tua yang sangat kecil, tinggallah seorang kakek-kakek yang hidup sebatang kara. Sewaktu itu ada seorang anak perempuan yang diberi tugas untuk mewawancarai kakek masing-masing oleh gurunya. Anak itu bernama Gita, karena kakeknya telah meninggal dunia, Gita akhirnya mewawancarai kakek tua itu. “Selamat pagi kek, boleh saya mewawancarai kakek?” Tanya Gita kepada kakek. “Boleh nak, apa yang mau kamu tanyakan?” Balas kakek. Setelah diperbolehkan oleh kakek, Gita memulai wawancaranya. “Siapa nama kakek?” Tanya Gita. “Nama kakek Sumarto.” Jawab kakek.
Setelah bercakap-cakap,
tiba-tiba kakek itu diam. Gita pun bertanya “Ada apa kek? Kenapa kakek
diam?”Kakek pun menjawab “Tidak apa-apa nak, kakek hanya teringat dengan cucu
kakek. Nak,maukah kamu menjadi cucu angkat kakek?” Gita menjawab “Mau kek.”
Setelah dirasa cukup, Gita berpamitan dengan kakek Sumarto. Saat Gita
ingin berpamitan, kakek itu memberi handuk berwarna hijau pada Gita dan berkata
“Terimalah handuk ini sebagai tanda bahwa kamu cucu kakek, jagalah handuk ini
nak… dan sering-seringlah kemari. Jika kau menjaganya, maka kamu akan
mendapatkan keajaiban yang menakjubkan disaat kamu membutuhkannya.” Gita pun
menerima dan mengucapkan terima kasih dan berjanji akan menjaga handuk itu.
Gita akhirnya pulang.
Sesampainya di rumah Gita meletakkan handuk itu di almarinya. Karena
waktu menjelang petang, Gita pun segera mandi. Kemudian belajar serta merangkai
hasil wawancaranya tadi dengan kakek Sumarto. Gita pun mulai mengantuk, Gita
merasa ingin tidur. Tetapi tugasnya belum selesai. Ia berniat menyelesaikan
tugasnya besok pagi, kemudian ia tidur.
Ketika tidur Gita bermimpi, tugasnya itu sudah selesai. Kemudian
pagi-pagi sekali Gita bangun dan melihat tugasnya sudah selesai. Ia berfikir
dia terbawa mimpi, akhirnya dia mencuci muka. Setelah kembali ternyata ini
kenyataan, tugasnya benar-benar sudah selesai. Gita terkejut dan mulai berfikir
tentang perkataan kakek Sumarto kemarin. Karena kejadian itu, Gita selalu
membawa handuk hijau itu kemana pun dia pergi, karena takut kehilangan handuk
itu, termasuk ke sekolah.
Di sekolah, Gita bersikap seperti biasa yaitu menyapa temannya. Ia
terkenal sebagai anak yang pandai, tekun dan suka menolong. Setelah menyapa teman-temannya, Gita masuk
kelas. Ia pun segera mengumpulkan hasil wawancaranya kepada gurunya. Kemudian
Bu Guru memberikan beberapa soal dan menyuruh murid-muridnya untuk
mengerjakannya. Gita pun segera mengerjakannya dan mengumpulkan hasilnya pada
Bu Guru. Ternyata hasilnya benar semua.Karena benar semua Gita diperbolehkan Bu
Guru untuk istirahat lebih dulu.
Ketika istirahat Gita melihat ada adik kelasnya yang terjatuh, ia segera
menolongnya. Gita menutup luka anak itu dengan handuk hijau pemberian Kakek
Sumarto. Tiba-tiba luka anak itu langsung hilang. Gita terkejut dan kembali
berfikir tentang perkataan kakek itu.
Bel masuk pun berbunyi, Gita segera masuk ke kelas. Di kelas Bu Guru
mengumumkan hasil wawancara terbaik, Gita pun berharap hasil wawancaranya yang
terbaik. Bu Guru pun berkata “Hasil wawancara terbaik adalah milik……….GITA”
Teman-teman bertepuk tangan, sedangkan Gita maju untuk mengambil hasil
wawancaranya dan bersalaman dengan Bu Guru. Hari itu Gita merasa sangat senang,
kemudian bel pulang berbunyi, anak-anak pun segera bersiap-siap pulang.
Sesampainya di rumah Gita melihat kembali handuk itu. Dan kembali
berfikir tentang perkataan kakek Sumarto Akhirnya ia memutuskan untuk ke rumah
kakek Sumarto nanti sore. Gita pun lalu tidur siang.
Gita pun bangun dan bergegas mandi. Setelah berdandan ia pergi ke rumah
kakek Sumarto, tak lupa ia membawa handuk hijau itu. Gita menceritakan semua
kejadian aneh itu. Kakek itu hanya tersenyum Gita semakin bingung sambil
terheran-heran. Akhirnya kekek itu berkata “ Itulah keajaiban dari handuk hijau
ini, jika kamu menggunakannya dengan baik. Ingatlah!!! Jangan sekali-kali kamu
menggunakan handuk ini untuk kejahatan, ,meskipun kamu merasa sangat marah
terhadap seseorang. Karena jika kamu menggunakannya untuk kejahatan handuk ini
akan memberikan suatu kejahatan/kesialan untukmu.”
Gita
hanya diam dan menuduk di depan kakek itu. “Iya kek.. aku akan menggunakan
handuk ini untuk kebaikan.” Ujar Gita. Sejak itu, Gita selalu membawa handuknya
kemana pun ia pergi dan selalu menggunakannya untuk kebaikan.
Karya : Vania Frimasgita G.